Ginza-motor.com – Pada Agustus 2024, dua raksasa otomotif
asal Jepang, Yamaha Motor Co., Ltd dan Honda Motor Co., Ltd, resmi menjalin
kerjasama strategis untuk motor listrik di pasar domestik Jepang. Dalam
perjanjian ini, Yamaha akan menjual produk motor listrik berbasis model Honda
EM1 e: dan BENLY e:. Namun, kerjasama ini dipastikan hanya berlaku di Jepang
dan tidak akan diperluas ke Indonesia.
Takaaki Hirama, Deputy Director
PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM), menjelaskan bahwa kolaborasi
ini memang hanya untuk pasar Jepang, di mana Yamaha dan Honda telah lama
bekerja sama, khususnya di segmen skuter 50cc. “Kerjasama ini hanya untuk
pasar domestik Jepang, khususnya untuk skuter 50cc. EV juga begitu, ini bagian dari
kolaborasi jangka panjang,” ujarnya di Jakarta pada Jumat (11/10/2024).
Senada dengan Yamaha, Susumu
Mitsuishi, President Director Astra Honda Motor (AHM), juga menegaskan bahwa
suplai motor listrik Honda ke Yamaha hanya berlaku di Jepang. “Kerjasama
ini khusus untuk bisnis domestik di Jepang, seperti suplai skutik 50cc yang
sudah dilakukan sebelumnya,” ungkap Mitsuishi.
Mengapa Tidak untuk Indonesia?
Mungkin Anda bertanya-tanya,
mengapa kerjasama ini tidak berlaku di Indonesia? Thomas Wijaya, Executive Vice
President Director (EVPD) PT AHM, menjelaskan bahwa motor listrik yang
dikembangkan untuk pasar Jepang memiliki kapasitas baterai yang kecil, setara
dengan motor 50cc. Sayangnya, motor dengan spesifikasi seperti ini dirasa
kurang sesuai dengan kebutuhan pasar Indonesia.
“Di Jepang, motor listrik
ini sebanding dengan motor 50cc. Tapi kalau di Indonesia, konsumen lebih
menyukai motor dengan performa yang lebih tinggi, setara dengan 100cc ke
atas,” jelas Thomas. “Masyarakat Indonesia membutuhkan motor listrik
dengan kecepatan di atas 50-80 km/jam dan jarak tempuh yang lebih panjang, di
atas 50 km.”
Sejarah Panjang Kolaborasi
Honda dan Yamaha
Kerjasama antara Yamaha dan Honda
dalam segmen motor listrik ini sebenarnya bukan hal baru. Pada Oktober 2016,
kedua perusahaan mulai berdiskusi mengenai potensi aliansi bisnis di pasar
sepeda motor Jepang, khususnya untuk skuter 50cc. Diskusi ini dilakukan sebagai
respons terhadap tantangan yang dihadapi produsen sepeda motor, seperti
peningkatan standar keselamatan dan peraturan emisi yang semakin ketat, serta
tren elektrifikasi.
Beberapa poin utama dalam
kolaborasi ini meliputi:
- Pemasokan model skuter 50cc
sebagai OEM, - Pengembangan bersama/pasokan
OEM untuk model skuter bisnis 50cc generasi berikutnya, - Kolaborasi dalam
pemasyarakatan sepeda motor listrik di Jepang.
Pada Maret 2018, Honda mulai
memasok skuter 50cc kepada Yamaha sebagai OEM, dan kerjasama ini terus berkembang
hingga ke model motor listrik.
Konsorsium Baterai Tukar untuk
Motor Listrik
Selain kerjasama ini, pada April
2019, Yamaha dan Honda, bersama dengan Kawasaki dan Suzuki, membentuk Swappable
Battery Consortium for Electric Motorcycles. Tujuannya adalah untuk
menciptakan standar baterai yang bisa ditukar antar merek, sehingga mempermudah
adopsi sepeda motor listrik. Pada Maret 2021, konsorsium ini mencapai
kesepakatan untuk standarisasi jarak tempuh dan waktu pengisian daya baterai.
Dengan adanya konsorsium ini,
mereka berharap dapat mengatasi tantangan utama dalam mempopulerkan motor
listrik, terutama dalam hal efisiensi pengisian daya dan kemudahan pertukaran
baterai.
Kerjasama antara Yamaha dan Honda
ini memang menarik, tetapi khusus untuk pasar Jepang. Meski demikian, di
Indonesia, kebutuhan konsumen masih cenderung lebih tinggi dalam hal performa
dan kecepatan, sehingga motor listrik yang dikembangkan di Jepang belum cocok
untuk pasar kita. Meski begitu, bukan tidak mungkin ke depannya kita akan
melihat lebih banyak inovasi motor listrik yang sesuai dengan karakteristik
pengguna di Indonesia.




