Ginza-motor.com – Pada balapan
MotoGP San Marino di Sirkuit Misano, Rimini, Italia, Jorge Martin (Prima
Pramac) menjadi sorotan bukan karena aksi brilian atau kecepatan gilanya,
melainkan karena keputusan besar yang ternyata menjadi blunder.
Martin memulai balapan dengan
cukup baik, mengamankan posisi kedua di belakang rival utamanya, Francesco
Bagnaia (Ducati Lenovo). Namun, ketika gerimis turun di pertengahan balapan,
pembalap asal Madrid, Spanyol, ini membuat keputusan yang tidak tepat. Setelah
beberapa kali kehilangan kendali motor Ducati Desmosedici GP24 karena lintasan
yang licin, Martin memutuskan untuk kembali ke pit dan berganti motor dengan
setelan ban wet untuk trek basah.
Bendera flag-to-flag telah
dikibarkan, memungkinkan pembalap mengganti motor. Namun, Martin tidak mengira
bahwa rombongan di belakangnya, termasuk Brad Binder (Red Bull KTM) dan Marc
Marquez (Gresini Racing), mengambil keputusan berbeda. Mereka mengikuti Bagnaia
yang menebak bahwa hujan hanya turun sesaat meski trek sudah basah.
Saat memasuki pit lane, Martin
melihat para pembalap lain melewatinya sebelum melanjutkan ke garasi timnya.
Benar saja, setelah satu lap, gerimis itu pergi. Malang bagi Martin, dia sudah
terlanjur berganti motor dengan ban wet. Alih-alih mengejar, dia malah makin
tertinggal dengan pace yang lebih pelan.
HERE WE GO! @88jorgemartin has seen enough and HE SWAPS BIKES! 🔄🏍️#SanMarinoGP 🇸🇲 pic.twitter.com/jFfDfy5t4Q
— MotoGP™🏁 (@MotoGP) September 8, 2024
Beberapa pembalap lain seperti
Maverick Vinales, Raul Fernandez, dan Alex Rins juga melakukan flag-to-flag,
namun mereka merupakan rombongan belakang yang bertaruh untuk peluang tak
terduga menuju posisi depan. Jika mereka tidak rugi besar, lain halnya dengan
Martin yang harus rela kehilangan posisi podium dan hampir tidak mendapat poin.
Karena gerimis benar-benar pergi,
trek mulai mengering. Mau tak mau, Martin harus kembali ke pitlane lagi untuk
berganti motor dengan ban slick untuk trek kering. Hal ini membuat runner-up
MotoGP 2023 itu tertinggal satu lap.
Setelah balapan, Martin mengakui
bahwa keputusannya untuk berganti motor terlalu buru-buru. Dia tidak
mempertimbangkan rombongan pembalap depan yang masih belum berniat ganti motor.
“Terkadang saya memang masih kurang pengalaman di MotoGP, terutama ketika
kondisi sulit datang,” kata Jorge Martin.
Pembalap berjuluk Martinator
tersebut berusaha mensyukuri hasil balapan yang tidak dia duga karena
keputusannya sendiri. Paling tidak, finis ke-15 membuat Martin mendapat
tambahan satu poin. Dia masih memimpin klasemen MotoGP 2024 dengan 312 poin,
walau jarak dengan Bagnaia yang bisa bermain aman untuk finis kedua, terpangkas
dari 26 poin menjadi 7 poin.
Martin menjadikan ini sebagai
pembelajaran besar dalam kariernya. “Saya merasa bahwa saya sedang berproses,
bahwa sekarang saya menjadi pembalap yang lebih dewasa,” ungkap Martin. “Saya
mencoba untuk terus belajar dan meningkatkan diri di setiap balapan. Pengalaman
adalah hal yang sangat penting. Ini baru musim keempat saya di kelas MotoGP,”
pungkas pembalap 26 tahun itu.
Kesempatan Martin untuk membayar
kesalahannya akan kembali dicoba dua minggu ke depan, tepatnya di MotoGP Emilia
Romagna 2024. Seri balap ke-14 musim ini akan dihelat pada 20-22 September 2024
dan masih di sirkuit yang sama, yaitu Sirkuit Misano. (source: motogp)


