
Ginza-motor.com – Tanpa banyak sorotan, Luca Marini justru tampil sebagai pembalap paling konsisten Honda sejauh musim MotoGP 2025 berjalan. Empat kali finis di 10 besar secara berturut-turut adalah bukti nyata bahwa rider Italia ini perlahan menjelma menjadi tulang punggung performa RC213V di lintasan.
Namun, jelang seri kelima di Le Mans, Marini tak mau puas hanya sekadar konsisten. Ia ingin naik level. Targetnya jelas: tembus Q2 dan tampil lebih tajam sejak hari Sabtu.
“Mari kita mulai dari awal dan fokus ke Q2. Setiap akhir pekan, kami bisa tingkatkan kecepatan dan terus melangkah maju — dan itu harus terus kami lakukan,” ujar Marini optimis.

Le Mans: Sirkuit Favorit Buat Honda?
Sirkuit Le Mans dikenal dengan banyak titik pengereman berat — karakteristik yang menurut Marini sangat cocok dengan performa motor Honda saat ini. Ia pun tak sabar untuk kembali bertarung dalam balapan ketat seperti yang terjadi di Jerez beberapa pekan lalu.
Namun, meski kecepatan balapnya makin menjanjikan, masalah klasik Honda masih membayangi: getaran ban, terutama saat ban belakang mulai aus. Inilah faktor yang masih membatasi potensi penuh Marini.
“Saat pakai ban baru, getarannya masih bisa diatasi. Tapi ketika ban mulai turun, motor mulai tergelincir di tiap tikungan, termasuk tikungan cepat. Di situ getaran mulai terasa di mana-mana,” jelasnya.
Solusinya? Lebih banyak grip di roda belakang. Marini yakin bahwa semakin baik grip yang didapat, maka getaran pun akan ikut berkurang. Dan di situlah performa Honda bisa benar-benar bersinar.

Waspadai Yamaha di Time Attack!
Satu hal yang juga menarik perhatian adalah keunggulan Yamaha dalam time attack. Setelah podium Fabio Quartararo di Jerez, Yamaha kini bertengger di posisi kedua klasemen konstruktor. Marini menyebut Yamaha sangat kuat saat menggunakan ban baru — sebuah keunggulan yang belum bisa ditandingi Honda.
“Mereka punya daya cengkeram yang besar saat memasang ban belakang baru. Kami? Tidak begitu merasakannya,” ungkap Marini.
“Kami lebih kuat dalam kecepatan balap, tapi untuk kualifikasi, kami masih kalah di grip ekstra itu.”
Buktinya, Marini baru menempati peringkat ke-16 dalam klasemen penghargaan BMW Award — indikator performa di sesi kualifikasi. Johann Zarco saat ini menjadi rider Honda dengan performa kualifikasi terbaik (peringkat ke-8), diikuti Joan Mir di posisi ke-10.

Joan Mir: Optimis di Tengah Tantangan
Di sisi lain garasi HRC, Joan Mir masih mencoba menemukan stabilitas. Ia memang menunjukkan potensi dan kecepatan yang bagus, namun baru empat kali menyentuh garis finis. Saat ini, ia berada di peringkat ke-18 klasemen sementara.
“Target kami di Le Mans jelas: mengumpulkan poin yang mencerminkan kerja keras dan kecepatan kami,” tegas Mir.
“Kami punya potensi untuk bersaing di Q2 dan bertarung di grup kedua. Saya yakin kami bisa melakukannya.”

Mesin Baru, Harapan Baru?
Salah satu hal yang bisa jadi titik balik bagi Honda adalah kehadiran mesin baru, yang sebelumnya digunakan oleh Aleix Espargaro sebagai wildcard di Jerez. Joan Mir telah menjajal mesin ini dalam uji coba, namun belum pasti apakah mesin tersebut akan resmi digunakan oleh rider utama di Le Mans.
“Kami harus pastikan bahwa mesin baru ini bisa membuat kami lebih cepat. Kalau tidak, lebih baik bertahan dengan mesin yang sudah kami pahami,” kata Mir.
Sementara itu, Marini menambahkan bahwa ia menanti kesempatan untuk menjajal prototipe baru ini, karena menurutnya itu akan menjadi langkah maju penting untuk Honda.

Klasemen Honda Saat Ini
Hingga menjelang GP Prancis, Johann Zarco masih jadi andalan Honda dengan menempati posisi ke-7 klasemen pembalap. Di belakangnya, Luca Marini mengisi posisi ke-12, disusul Joan Mir di posisi ke-18, dan pendatang baru Somkiat Chantra di posisi ke-23.
GP Prancis bisa jadi titik krusial bagi Honda.
Antara eksperimen mesin baru, pembuktian para rider, dan tantangan cengkeraman ban, balapan di Le Mans akan jadi ajang penting untuk menunjukkan seberapa jauh RC213V telah berkembang.
Akankah Marini kembali jadi yang terbaik di antara para pembalap Honda? Kita tunggu aksinya akhir pekan ini!
(source: crash.net)