
Ginza-motor.com – Balapan MotoGP di Sirkuit Lusail, Qatar, bukan cuma soal kecepatan—tapi juga drama dan sportivitas. Salah satu momen paling mencuri perhatian datang dari dua bersaudara yang sama-sama bertarung di level tertinggi: Marc dan Alex Marquez.
Di putaran pembuka, keduanya terlibat insiden yang sempat bikin jantung penonton deg-degan. Tapi alih-alih saling menyalahkan, mereka menunjukkan kedewasaan seorang rider sejati.
Marc Marquez: “Itu Salah Saya, Bukan Alex”
Marc Marquez, yang kini membela tim pabrikan Ducati Lenovo, blak-blakan soal insiden dengan sang adik.
“Kontak dengan Alex itu lebih karena kesalahan saya. Saya buka gas, tapi motor terasa bergerak, jadi saya tutup gas, dan dia tidak menduganya. Akhirnya dia menabrak saya dari belakang,” jelas Marc.
Momen itu dimanfaatkan Franco Morbidelli untuk menyelinap dari sisi luar. Meski sempat kehilangan posisi, Marc tetap tenang dan mengakui kesalahan tanpa drama.
“Untungnya kami berdua masih bisa bertahan di atas motor. Lalu saya lihat motor KTM di depan dan saya pikir itu Acosta—ternyata Viñales. Dia balapan dengan sangat baik,” tambahnya, sambil mengakui bahwa KTM punya keunggulan tertentu yang bisa jadi bahan evaluasi bagi Ducati.

Di Giannantonio: “Kesalahan Seperti Ini Seharusnya Tidak Terjadi di Level Kami”
Sementara itu, pembalap Pertamina Enduro VR46, Fabio Di Giannantonio, juga tak luput dari insiden. Ia diseruduk cukup keras oleh Alex Marquez saat perebutan posisi di awal lap.
“Saya jelas di depan, dan saya kena cukup keras dari belakang. Saya tahu itu bukan disengaja, tapi tetap saja sebuah kesalahan,” kata Diggia.
Baginya, kesalahan seperti ini seharusnya sudah tidak terjadi di level MotoGP.
“Di Moto3 atau Moto2 mungkin masih bisa dimaklumi. Atau dari rookie yang baru pertama kali memimpin balapan. Tapi di level kami, seharusnya bisa dihindari.”
Pernyataan ini bukan bentuk marah-marah, tapi lebih ke panggilan profesionalisme sesama pembalap papan atas.

Alex Marquez: “Saya Salah, Penalti Itu Adil”
Tidak butuh waktu lama bagi Alex Marquez untuk merespons. Tanpa alasan atau pembelaan, ia langsung mengakui kesalahan.
“Di Lap 3, Diggia menyalip saya di Tikungan 10. Saya coba balas di Tikungan 12, tapi itu bukan tempat dan waktu yang tepat. Itu murni kesalahan saya.”
Alex juga menerima penalti Long Lap dengan lapang dada dan langsung menyampaikan permintaan maaf kepada Fabio dan timnya.
“Saya jalani penalti, tetap tenang, jaga ritme, dan akhirnya bisa mengamankan poin penting untuk klasemen. Banyak hal positif dari balapan ini, dan sekarang saatnya fokus ke Jerez.”
Balapan di Qatar tak hanya menyajikan duel seru, tapi juga menunjukkan sisi lain dari MotoGP—rasa tanggung jawab, kedewasaan, dan saling respek antar pembalap.
Marc, Alex, dan Diggia semuanya membuktikan bahwa mereka bukan hanya petarung di atas lintasan, tapi juga sosok yang tahu kapan harus mengakui kesalahan dan terus belajar. Dan buat kita para penonton, inilah salah satu alasan kenapa MotoGP selalu layak ditunggu setiap pekan.