
Ginza-motor.com – Perjalanan Marc Márquez di MotoGP dalam beberapa tahun terakhir ibarat rollercoaster penuh drama. Cedera parah, operasi berkali-kali, kemerosotan Honda, hingga akhirnya keputusan besar yang mengubah segalanya. Kini, ia kembali ke jalur kemenangan—dan yang lebih mengejutkan, menolak kontrak senilai 125 juta euro atau setara dengan 2,2 triliun rupiah dari Honda demi satu tujuan: menjadi juara dunia lagi.

Dari Cedera Horor ke Kebangkitan di Ducati
Semuanya bermula di MotoGP 2020, ketika Márquez mengalami cedera patah tulang humerus akibat crash di Grand Prix Jerez. Sejak saat itu, hidupnya berubah. Empat kali operasi, dua tahun pemulihan, dan masa-masa sulit yang menguji mentalnya.
Tanpa Márquez, Honda mengalami kemunduran drastis. Motor RC213V semakin sulit dikendarai, bahkan oleh pembalap lain. Namun, saat Márquez akhirnya kembali ke lintasan, masalah Honda tak serta-merta teratasi. Mereka tertinggal jauh dari para rival, dan Márquez pun harus menghadapi kenyataan pahit: jika ingin kembali ke puncak, ia harus meninggalkan Honda.

Keputusan Berat: Tinggalkan Honda Demi Gresini
Pada 2023, Márquez membuat keputusan besar—mengakhiri kontraknya lebih awal dengan Honda dan bergabung dengan Gresini Racing, tim satelit Ducati. Ini bukan langkah mudah. Ia harus meninggalkan lebih dari satu dekade bersama Repsol Honda, berpisah dengan para kru yang sudah seperti keluarga, termasuk Santi Hernández.
Dari tim pabrikan dengan segala kemewahannya, ia pindah ke tim satelit dengan gaji lebih kecil dan kontrak hanya satu tahun. Tapi keputusannya terbukti tepat. Hasilnya? Tiga kemenangan, posisi ketiga di klasemen akhir, dan yang terpenting—Márquez membuktikan dirinya masih kompetitif.

Honda Tawarkan Kontrak 2,2 Triliun Rupiah, Márquez Menolak!
Keberhasilannya di Gresini membawa Márquez ke tim pabrikan Ducati untuk musim 2025. Tapi ternyata, di balik layar, Honda sempat mati-matian mencoba mempertahankannya.
Dalam podcast Hospitality Motociclismo by El Pozo, terungkap bahwa Honda menawarkan kontrak empat tahun senilai 100 juta euro, plus 25 juta euro sisa kontraknya, yang jika ditotal mencapai 125 juta euro atau setara dengan 2,2 triliun rupiah!
Namun, Márquez menolaknya. Bukan karena uang, tapi karena hasrat untuk menang. Dalam dokumenternya All In, ia menegaskan bahwa ia sudah punya cukup uang untuk pensiun, tapi semua perjuangan—operasi, pemulihan, dan rasa sakit—dilakukannya untuk satu hal: menjadi juara lagi.
Dan kini, dengan Ducati Desmosedici di tangannya, Márquez membuktikan bahwa versi terbaik dirinya telah kembali.
Akankah Marc Márquez berhasil meraih gelar ke-9 di MotoGP? Satu hal yang pasti, dia akan melakukan segalanya untuk mewujudkannya!

(source: motosan.es)